Overthinking atau berpikir berlebihan adalah kebiasaan mental yang umum, namun sering kali berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis seseorang. Ketika seseorang mengalami overthinking, pikirannya terus-menerus berputar, memikirkan skenario terburuk, penyesalan masa lalu, atau kekhawatiran tentang masa depan. Meski sekilas terlihat seperti bentuk kehati-hatian, overthinking justru bisa menimbulkan stres, kecemasan, hingga gangguan tidur.
Fenomena ini tidak terbatas pada usia tertentu. Remaja bisa overthinking soal hubungan pertemanan atau pencapaian akademik, orang dewasa bisa terjebak dalam kekhawatiran soal karier, keuangan, atau keputusan hidup. Yang membuatnya berbahaya adalah karena overthinking membuat kita terjebak dalam siklus yang sulit dihentikan. Semakin kita berpikir, semakin banyak pertanyaan dan kekhawatiran muncul, dan semakin sulit pula untuk mengambil tindakan nyata.
Salah satu tanda umum overthinking adalah kesulitan membuat keputusan. Seseorang bisa berlama-lama memikirkan satu hal kecil, seperti kata-kata dalam pesan teks atau ekspresi wajah orang lain, dan menafsirkannya secara berlebihan. Akibatnya, energi mental terkuras untuk sesuatu yang sebenarnya belum tentu nyata. Dalam jangka panjang, overthinking bisa mengganggu produktivitas dan merusak kepercayaan diri.
Lantas, bagaimana cara mengatasi overthinking?
Pertama, sadari bahwa kamu sedang overthinking. Kesadaran adalah langkah awal yang penting. Ketika kamu mulai menyadari bahwa pikiranmu berputar-putar tanpa arah, hentikan sejenak dan tarik napas dalam-dalam.
Kedua, latih mindfulness. Teknik seperti meditasi, pernapasan dalam, atau bahkan berjalan pelan sambil menyadari sekitar bisa membantu mengalihkan fokus dari pikiran yang liar ke momen saat ini. Latihan ini membantu otak untuk tidak terus mengulang kekhawatiran yang sama.
Ketiga, batasi waktu berpikir. Beberapa psikolog menyarankan untuk menetapkan “waktu overthinking” selama 10-15 menit per hari. Di luar waktu itu, jika pikiran negatif muncul, cukup catat dan lanjutkan aktivitas. Dengan cara ini, kamu belajar bahwa pikiran tidak harus selalu ditanggapi.
Keempat, tulis isi pikiranmu. Menulis jurnal bisa sangat membantu untuk menyalurkan beban pikiran. Kadang, apa yang terlihat berat di kepala akan terasa lebih ringan ketika dituangkan dalam kata-kata.
Kelima, ambil tindakan nyata. Overthinking sering muncul karena kita merasa tidak punya kendali. Melakukan satu tindakan kecil—meski sederhana—bisa membantu menghentikan siklus tersebut dan membawa rasa kontrol kembali.
Overthinking memang tidak mudah dihindari, terutama di dunia modern yang penuh tekanan. Namun dengan latihan dan kesadaran, kita bisa mengubah kebiasaan ini menjadi pola pikir yang lebih sehat dan terarah. Ingat, berpikir itu baik, tapi terlalu banyak berpikir bisa membuat kita justru tak bergerak.